Tempurung Besarku

blogger templates

Sekarang hari minggu dan seperti biasa aku saya terkurung di dalam rumah karna lebih membutuhkan lebih banyak waktu untuk istirahat daripada berkeliaran keluar.
Tapi, rezim itu berlaku selama memang tak ada yang mengajakku pergi keluar. Aku mungkin tipikal orang yang memiliki akar di kaki dan akar ini hanya cocok terhujam subur di sebuah tempat bernama rumah. Jadi selama kakiku telah menjamah rumah, keinginan untuk keluar rumah hanya sebatas sebuah keinginan (kecuali karena sesuatu yang mendesak).

Rumahku memang tempurung terbesarku. Tempat dimana aku merasa lebih tenang untuk hidup dibanding tempat lain di dunia ini. Di rumahku tak ada taman bermain, tak ada kolam renang, tak ada home theater. Rumahku adalah rumah dengan klasifikasi mayoritas. Dengan ukuran yang normal, tanpa tembelan di atas atau di bawah untuk membuatnya menjangkau langit atau menembus bumi. Yah, sesekali aku berharap punya balkon untuk menikmati pemandangan atau basement untuk mengurung diri (sekaligus mengungsi).

Dan yang tak kalah penting dalam sebuah rumah adalah penghuninya. Rumah bukan kuburan dengan satu jasad saja sebagai penghuninya. Dan aku bersyukur karena memiliki keluarga yang lengkap dengan berbagai tindak tanduk yang menimbulkan keceriaan, kebahagiaan, emosi, rasa kangen bahkan kebencian. Alhamdulillah.

Jadi rumahku masih istanaku dan akan tetap menjadi istanaku. Tempat dimana aku akan berlari pulang setiap aku tak menemukan arah untukku berjalan.

0 Response to "Tempurung Besarku"